Rabu, 16 Januari 2013

Tragedi Tragis

13 Januari 2013, Minggu,, tepatnya sore hari menjelang maghrib. aku bersama teman  temanku sedang nongkrong di sebuah warkop pinggir jalan. saat kami sedang berbincang diselingi canda tawa, saat itulah terdengar suara rem ditarik kencang dan "BRAAAAKKK" suara tabrakan yang mengakibatkan motor terjatuh.

kami kira hanya motor terpeleset karena saat itu jalanan basah terguyur hujan. namun, perkiraan kami salah, ada seorang ibu terkapar di jalan itu. di jalan bergaris - garis putih itu ia terpelanting. warga termasuk teman - temanku berkerumun di tempat kejadian. ibu yang menjadi korban itu langsung digotong menuju klinik. tanpa lupa sang penabrak pun turut digiring ke klinik.

aku dan stella (temanku) hanya berdiam diri di depan warkop tempat kita nongkrong. bukan tidak mau menolong, namun kami menyadari kelemahan kami yang tidak sanggup menolong. sebelum melewati kami, aku sempat melihat ibu itu muntah - muntah air sangat banyak. sampai akhirnya dia melewati kami, matanya menatap kami yang melihatnya dengan bersimbah darah di dahi sampai pipi. berdarah sangat banyak.

aku ingin sekali menitikkan air mataku saat melihat itu. namun, aku hanya bisa ternganga melihatnya. sedih sekali membayangkan orang tua itu sedang menyebrang namun justru nyawanya menjadi taruhannya. setelah ditelusuri ternyata beliau adalah warga kampung lurah, seberang tempat ia menyebrang.

tragis sungguh, melihat ia menyebrang di jalur yang benar yaitu zebra cross namun tetap saja ia harus mempertaruhkan nyawanya. aku membayangkan bagaimana jika ia adalah aku, atau bagaimana jika ia adalah ibuku. bagaimana perasaanku sebagai anaknya?

sampai saat ini, aku tidak tahu bagaimana keadaan beliau.

Tuhan, aku hanya minta jika Engkau menyelamatkan nyawanya, beri kekuatan padanya supaya lekas sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa. namun, jika Engkau memanggil nyawanya, beri kekuatan sebesar - besarnya bagi keluarga yang ditinggalkan.

Jumat, 26 Oktober 2012

burung betina kecil

sayap patah itu telah sembuh. bahkan, burung betina kecil itu sudah bebas terbang ke manapun ia mau. ia juga telah menemukan sarang barunya untuk hidup.

terkadang, burung betina ini merindukan sarang lamanya. bahkan, kenangan - kenangan itu sering hadir menghampirinya di kala gelap. bukan tidak bisa melupakan, hanya saja ia belum sanggup untuk menghapus kenangan yang sudah terukir dalam hidupnya.

ia tahu dan sadar, ketika memutuskan untuk membangun sarang barunya, ia sudah seharusnya lepas dari masa kelam. namun, bukan keinginannya untuk berkutat dengan kelamnya itu.

air mata masih membasahi pipinya di kala ia sadar. rasa nyaman itu hilang ketika si kelam datang. bagaimana adil untuk sarang barunya? sungguh tidak adil.

bagaimana mungkin ia berkata sudah, ketika kenyataannya belum.

burung betina kecil yang malang, sudah memiliki sarang baru namun kelam masih menghampiri.
burung betina kecil yang malang, sudah dapat terbang tapi kadang menghentikannya sendiri.

burung kecil ini tidak bisa melepaskan sarang lamanya sendiri, tentu saja harus ada bantuan dari si sarang baru yang mengisi hidupnya saat ini, yang menjadi pelabuhan hidupnya sekarang.

Selasa, 14 Februari 2012

kerinduanku...hujan

hujan sudah berhari - hari turun membasahi kotaku tinggal. aku menikmati basahnya dan alunan suaranya yang bagaikan melodi di telingaku. dengan iringan gitar, aku bernyanyi bersama hujan.

berbagai perasaan akan turun bersama hujan. nikmatilah, nikmatilah apa yang kau rasakan di kala hujan datang. dengan secangkir kopi, alunan lagu - lagu lawas dan cahaya lampu, aku menikmati hujan.

bukan sedih ataupun trend masa kini yang dengan julukan galau menjadi kebanggaan anak muda, namun mengenangnya di kala hujan sungguh menyenangkan. bernostalgia dengan kenangan yang tercipta dengan dia mampu membuatku tersenyum sampai turun air mata. tapi sekali lagi ini bukan kesedihan, hanya kerinduanku dengannya. kerinduanku akan waktu di kala itu.

hujan selalu membawaku kembali pada kenangan manis ini dan hujan selalu membuatku rindu padanya. itulah mengapa, aku menyukaimu hujan.

Sabtu, 22 Oktober 2011

lukisan hujan

keindahan hujan masih tertempel di benak saya. hujan yang turun tak melulu menyebalkan, namun terdapat lukisan indah yang menghiasi langit kala itu.
hujan kadang kala membuat sebagian makhluk bumi menggerutu, namun ada sebagian yang mensyukurinya dan menganggapnya suatu berkah. saya bisa menjadi keduanya, namun tetap saja saya menyukai hujan. wangi kala hujan menyentuh jalan dan daun - daun adalah wewangian yang saya sukai. wangi yang menyenangkan dan membuat saya berimajinasi sampai akhirnya melantunkan lagu dari bibir saya.
keindahan hujan, keindahan tersendiri dalam fenomena alam. terkadang akan terdapat goresan cahaya di dalam abu - abunya langit lalu keluar suara menggelegar yang menakutkan. di dalam suara menakutkan itu terdapat suara alunan dari rintikkan air hujan yang menginjakkan kakinya di bumi sehingga menjadi sebuah simphoni alam yang merdu.
hujan..ya kau hujan yang mengundang banyak keluh kesah dan kebahagiaan bagi kami. hujan yang terkadang datang tanpa permisi. hujan yang menebarkan wangi alaminya untuk indra penciuman manusia. kau begitu menarik perhatian bagi segelintir manusia di muka bumi.
seandainya saya bisa melukis, saya pasti akan melukis keindahanmu. saya akan menempatkanmu pada sebingkai kanvas dengan goresan - goresan kuas yang bercampur cat minyak.
hujan..tetaplah menjadi keindahan tersendiri dalam fenomena alam.

Minggu, 09 Oktober 2011

terpasung dalam waktu

langit tidak cerah namun juga tidak menitikkan air - air kehidupan. lantas, bagaimana bentuk langitnya? hanya datar dan sedikit muram.
baik, itu sedikit tentang langit hari ini. lalu, pasti saya akan bertanya bagaimana kabar saya hari ini? kabar yang menjemukkan sekali. kabar yang itu - itu saja. emosi menyeruak dalam ruang gelap tanpa adanya peringatan. kerongkongan yang sudah kering tanpa ada sedikitpun cairan untuk teriakkan semua yang ada dalam labirin diri. entah sudah lelahkah saya dalam menapaki semua permasalahan ini sampai untuk teriak pun hanya teriakkan tanpa suara.
lagi, saya merasa terpasung dalam waktu. tanpa berkutik namun ingin meronta, saya menatap lembaran - lembaran yang melaju tanpa jeda.
beri saya waktu walau hanya sedetik untuk berlaku liar. suatu tindak keliaran yang dapat membebaskan saya dari pasungan ini. tindakan liar yang bisa memberi saya kepuasan batin dalam menghadapi lembaran waktu.
keluarlah!! cepatlah buka pasungan ini!! saya sesak, saya jenuh dan saya ingin bebas!! saya ingin menapaki lagi tantangan kehidupan bukannya yang melulu berkelut dengan masalah kompleks, masalah yang itu - itu saja. mungkin saya ingin bertingkah layaknya binatang yang mempunyai naluri kehewanan yang bebas atau mungkin, haruskah saya mempunyai kelainan jiwa yang memiliki kebebasan tanpa perlunya terpasung dalam lembaran waktu?
umpatlah, teriaklah, cabiklah untuk meredamkan emosi diri yang terbelenggu.

Selasa, 04 Oktober 2011

penolongku, air mata

aku memang termasuk salah  seorang yang mudah menangis. wanita cengeng, mungkin begitu sebutannya. seperti hari ini, semuanya terpecah. butiran - butiran lembut itu menyentuh pipiku. butiran itu
layaknya hujan, yang mulanya hanya gerimis menjadi deras dan semakin deras. emosiku yang sudah terpendam, keluar begitu saja.

tenangkah? mungkin, mungkin aku merasa ketenangan itu menghampiriku. menyejukkanku walau hanya sesaat. namun, memang begitu caraku mendapatkan ketenangan dari masalah yang memuakkanku.

aku merasa muak pada hal - hal yang berputar - putar tak tentu arah. ingin sekali bahkan sangat ingin aku menghancurkan apa pun yang ada depan pelupuk mataku. mematahkan semua yang menghalangiku. namun, hanya perasaan ingin yang terus berkumpul hingga akhirnya tak ada satu pun yang aku lakukan.

air mata ini menyelamatkanku dari kubangan yang belum kudapat jalan keluarnya dan air mata ini entah kapan lagi akan melakukan hal yang sama untukku. terimakasih..

Minggu, 18 September 2011

kali ini aku senang, yah aku mengakui kalau ternyata aku merindukan dia. merindukan suaranya dan semua yang ada dalam dirinya, cara bicaranya yang ceplas - ceplos aku merindukan itu.
akhirnya dengan sangat berani semalam aku mengirim kan pesan padanya. jujur saja perasaan berkecamuk itu beradu di otakku. dengan sangat hati - hati aku membuka balesan dari dia, aku tertawa. kuberanikan diri mentelfonnya.
candaan dan gelak tawa yang sudah lama tidak kudengar, semalam bisa kudengar kembali. kekakuan yang ada saat bertemu seakan aku tidak merasakannya lagi.
seandainya kita ngga pernah membuat sebuah status itu, tidak ada menyakiti dan tersakiti, mungkin tidak akan ada yang namanya kaku itu. aku tidak menyesal menjalin hubungan dan membuat status denganmu, aku hanya menyesalkan keadaan sekarang yang terasa seperti bertemu orang lain yang berada dalam dua dunia berbeda.
masih haruskah kita mengalami hal itu? masih haruskah aku dan kamu merasa seperti baru pertama bertemu? sudahlah, hilangkanlah kekakuan itu. aku senang menjadi temanmu. teman berbagimu.